Tabanan, Mediapelangi.com – Sejak ditata mulai beberapa tahun lalu, Pantai Yeh Gangga belakangan ini seolah menjelma menjadi gadis manis yang mempesona. Dulu Pantai Yeh Gangga yang selalu dikeluhkan karena masalah sampahnya, kini dengan perlahan berubah menjadi tempat wisata yang patut untuk diperhitungkan.
Untuk menggeliatkan aktivitas wisata di tempat ini, Desa Pekraman Yeh Gangga mulai tahun ini menggelar sebuah event yang diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan. Yeh Gangga Kuliner Festival nama kegiatan tersebut.
Event itu secara resmi dibuka pada Sabtu (9/12) oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Pembukaannya disaksikan anggota DPRD Kabupaten Tabanan I Made Dirga, Sekda Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, pimpinan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Tabanan, perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah masyarakat Yeh Gangga sendiri.
Pembukaan festival yang akan berlangsung selama dua hari, berakhir pada hari ini, Minggu (10/12), ditandai dengan pemukulan gong dan pelepasan tukik atau anak penyu.
Selama dua hari pelaksanaannya, festival ini akan diisi dengan pameran kuliner yang kegiatan utamanya. Selain itu, kegiatan yang baru pertama kalinya digelar ini akan diramaikan dengan pameran otomotif oleh Nocken Ass dan brand. Serta, hiburan yang melibatkan artis-artis lokal Bali.
Bupati Eka dalam sambutannya begitu antusias dengan kemunculan festival ini. Meskipun, menurutnya, kegiatan ini masih bersifat pra-event. “Semacam uji coba sambil memetakan apa saja potensi yang layak untuk diangkat. Apalagi pantai Yeh Gangga tidak kalah indahnya dengan pantai-pantai lainnya yang ada di Bali,” ujarnya.
Mengingat statusnya yang masih uji coba, anggaran pelaksanaannya pun masih relatif kecil. Namun, bila ke depannya festival ini mampu bertahan dan ada potensi yang bisa dikembangkan, pihaknya di pemerintahan berjanji akan menambah anggaran pelaksanaannya. “Mungkin bukan hanya dari APBD saja. Bisa juga kita cari bantuan ke pusat,” imbuhnya.
Masih di kesempatan yang sama, Bupati Eka menegaskan bahwa pihaknya sengaja mendorong adanya kegiatan ini selain bertujuan mengangkat potensi Yeh Gangga juga untuk menegaskan Kabupaten Tabanan bukan hanya sebagai Lumbung Berasnya Bali semata. “Namun lebih dari itu, Tabanan ini Lumbung Pangannya Bali. Karena kita tidak hanya menghasilkan beras saja, tapi buah-buahan, sayur-sayuran, sampai hasil laut pun kita punya,” ungkapnya.
Selain itu, sambung dia, kegiatan ini juga sebagai alternatif memberdayakan masyarakat Yeh Gangga. Terlebih, beberapa waktu lalu, lobster yang menjadi hasil utama nelayan di Yeh Gangga terkendala regulasi pemerintah pusat. Lobster dengan bobot 200 gram ke bawah tidak boleh diekspor.
“Banyak nelayan yang mengeluh. Lobster terjual dengan murah. Kita sudah upaya berjuang ke pusat, tapi tidak ada titik terang. Tapi kita juga tidak boleh berkecil hati. Kita harus berusaha secara mandiri untuk bangkit. Salah satunya dengan mengembangkan daerah kita ini,” tegasnya.
Karena itu, sambungnya, dia telah memerintahkan Bapelitbang untuk membantu desa pekraman setempat untuk membuat konsep penataan. Sehingga, ke depannya Yeh Gangga mampu menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.
“Kerja sama antara adat dan pemerintah untuk kemajuan Yeh Gangga itu sendiri. Sayang kalau potensi yang bagus tidak dikembangkan. Pantainya indah. Makanannya juga tidak kalah enaknya. Saya tidak sabar menunggu festival ini untuk yang berikutnya,” pungkas Bupati Eka.
Sebelumnya, Ketua Panitia yang juga Bendesa Adat Yeh Gangga, I Wayan Winda, mengungkapkan bahwa kegiatan ini berlangsung atas kerja sama desa pekraman dengan Pemkab Tabanan. Festival yang pertama kalinya ini mengambil tema “Segara Kebek” yang bermakna laut sumber kemakmuran.
“Festival ini diikuti oleh 20 stan kuliner yang merupakan produk kreatif masyarakat Tabanan. Selain itu, kita berkolaborasi dengan pecinta otomotif stan brand, dan PD Dharma Santika. Khusus untuk 20 stan kuliner, 15 stan diisi masyarakat Yeh Gangga. Dan, lima stan lainnya merupakan binaan Dinas Koperasi dan UMKM Tabanan,” jelasnya.
Pihaknya berharap, festival ini dapat menjadi sarana efektif untuk sosialisasi dan pengembangan usaha kuliner sekaligus promosi yeh gangga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Yeh Gangga dengan pengembangan ekonomi berbasis masyarakat.
Terkait penataan, dia secara ringkas menjelaskan bahwa nantinya areal Yeh Gangga akan disetting ke dalam beberapa zona. Di sebelah timur parkir akan diisi dengan warung-warung, berikutnya Taman Pendidikan yang berisi wahana permainan anak-anak. “Kita sebut demikian agar pada hari Sabtu atau libur, anak-anak bisa memanfaatkannya bersama orang tua dan keluarganya. Hari Sabtu silahkan dipakai. Sehingga anak-anak tidak hanya belajar di kelas saja,” jelasnya.
Sedangkan di barat akan dilengkapi dengan restoran serta Taman Budaya. Di taman itu, masyarakat nantinya bisa menikmati berbagai atraksi hiburan dan budaya serta sunset yang selama ini menjadi incaran masyarakat pengunjung.
“Sehingga Yeh Gangga sesuai dengan namanya. Yakni Lila Cita. Lila itu artinya senang atau bahagia. Dan, Cita itu isi hati atau suasana hati. Dengan berkunjung ke Yeh Gangga, masyarakat bisa pulang dengan senang hati dan lepas dari kepenatan dan kejenuhan,” pungkasnya. (*/mp).