fbpx
Seni BudayaTabanan

Launching Band Gita Bhaskara Etnik Tonjolkan Alat Musik Mandolin

TABANAN, MEDIAPELANGI.com-Beberapa ragam bentuk gamelan yang diwarisi oleh masyarakat Bali,merupakan peninggalan budaya daerah yang sangat penting artinya dalam sejarah perkembangan kesenian Bali.

Seperti Musik Mandolin yang merupakan musik golongan baru, dalam perkembangannya mengalami pasang surut yang biasa dialami.
Mandolin adalah alat musik asli Cina yang dibawa oleh seorang warga Tionghoa ke Desa Pupuan, Kecamatan Pupuan, Tabanan.

Keberadaan alam music petik jenis kecapi dengan 12 nada itu nyaris punah. Namun berkat kegigihan warga Pupuan, alat musik mandolin yang berasal dari kata Mandarin itu kemudian direkonstruksi pada tahun 2010.

Pementasan Bungsil Gading ternyata memikat hati dari Manajer E- Productinon Ngurah Manik. Saat menghadiri prosesi pernikahan di Wihara di Pupuan pertengahan tahun 2017. “Saya sangat tertarik, dengan alunan music mandolin. Apalagi kombinasikan dengan gitar, bass , suling, jimbe , chimes,” jelas Ngurah Manik saat me-launching Gita Bahskara Etnik di Warung Be-Jawa, Rabu ( 14/ 2/2018).

Dengan memodifikasi dari 12 nada menjadi 21 nada Mandolin kemudian dikolaborasikan dengan gitar, bass, suling, perkusi jimbe, perkusi chimes. Akhirnya keturunan Pan Sekar ( I Ketut Lastra – almarhum ) membentu group musik mandolin yang awalnya bernama Bungsil Gading.

Baca Juga:  Fraksi Golkar DPRD Tabanan Apresiasi dan Setujui Dua Ranperda dalam Rapat Paripurna

Diamana karena musik Mandolin ini bersifat klasik dan akan susah masuk ke tempat yang umum maka Mandolin ini diperpadukan dengan alat musik yang lain agar lebih modern dan bisa tampil dimana saja tapi tidak mengurangi ciri khas Mandolinnya.

” Dimana nantinya group ini yang ditonjolkan adalah Mandolin. Jadi kalau masyarakat mendengar Gus Teja maka orang akan mengenal suara sulingnya, kalau nantinya Gita Bhaskara maka orang akan mengenal suara Mandolinnya,” pungkasnya.

Gayung bersambut setelah bertemu dengan E-Production akhirnya sepakat bekerjasama membesarkan Bungsil Gading dengan merubah namanya menjadi Gita Bhaskara. I Made Artana selaku arrangement pada lagu Full Moon mengatakan lagu itu menggambarkan kegembiraan suasana di desa pada malam hari. “Waktu itu belum ada judul.

Setelah bertemu dengan E-production, akhirnya diberi judul Full Moon,” terangnya. Keduanya mengucapkan terimakasih kepda E-production yang telah memberikan kesempatan berkejasama dan memperhatikan Mandolin yang nyaris punah tersebut.

Baca Juga:  Langkah Nyata De Gadjah! Serahkan Ribuan Beasiswa PIP di Tabanan, Buka Jalan Mimpi Anak Muda Tabanan

Adapun personil dari Gita Bhaskara adalah, Dek Neng (Mandolin 1), Yan Sri (Mandolin 2), Yan Rus ( Mandolin 3), De Madu ( gitar), Sugik (bass), De Arta (perkusi-jimbe), Putik (perkusi-Chimes etc), Nato (suling), dan memakai 2 orang official equeipment Budi dan Edi.

Gita Bhaskara Etnik, berupaya memperkenalkan Mandolin ke pecinta musik sekaligus mengemas alat musik tersebut menjadi sebuah group musik yang profesional. Saat ini Fuul Moon merupakan single pertama yang dibuat untuk perkenalan Gita Bhaskara. Untuk selanjutnya Gita Bhaskara akan berkarya dan disiapkan untuk sebuah project Fuul Album.

Masa pasang surut yang terjadi pada mandolin hingga sempat hilang dulu, terutama disebabkan karena memang instrumen ini jarang dipentaskan. Sebab minimnya ruang pentas bagi alat musik mandolin,sangat berbeda dengan instrumen seperti gong kebyar pada umumnya.(*mp).

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.