JEMBRANA, MEDIAPELANGI.com – Hujan deras yang melanda Kabupaten Jembrana sejak seminggu terakhir mengakibatkan banjir di sejumlah lokasi khususnya area sekitaran bantaran sungai.
Dampak banjir terparah terjadi di lingkungan bilukpoh dan desa penyaringan, mendoyo, jembrana yang disebabkan oleh meluapnya sungai bilukpoh hingga menyapu rumah warga di bantaran sungai. Selain merusak rumah warga di bilukpoh, kelurahan tegal cangkring dan desa penyaringan, banjir ini juga mengakibatkan akses jalan Denpasar-Gilimanuk lumpuh total akibat akses jalan dan jembatan penuh dengan kayu dan material banjir.
Data menunjukkan di lingkungan bilukpoh, banjir telah menyebabkan 71 KK menjadi korban. Sebagian besar korban mengungsi di rumah kerabat dan 25 KK mengungsi di posko pengungsian yang di pusatkan di bale tempek kerta sari, bilukpoh. Sedangkan di desa penyaringan korban banjir bandang mencapai 101 KK yang berada tepat di bantaran timur sungai.
Pasca mulai dibukanya akses jalan Denpasar-Gilimanuk, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster, Selasa pagi (Anggara Paing Watugunung) 18 Oktober 2022 menyerahkan bantuan kepada para korban bencana di lingkungan bilukpoh dan desa penyaringan berupa 2,165 ton beras yang disalurkan kepada seluruh korban banjir bandang di Kecamatan Mendoyo, Jembrana bersama dengan TP PKK Kabupaten Jembrana.
“Saat ini yang paling penting, bapak-ibu seharusnya mendapatkan tempat tinggal yang sehat dan layak”, ungkap ketua TPP PKK yang akrab disapa Bunda Putri. Ia menginisiasi agar keluarga yang terdampak banjir dapat dititipkan sementara kepada keluarga lain yang tidak terdampak sehingga keluarga korban banjir akan terjamin kesehatannya.
Menurut Bunda Putri lingkungan posko pengungsian korban banjir saat ini masih tidak layak. “Ketika malam hujan angin orang tua bisa masuk angin dan yang menengok belum tentu juga sehat, bisa saja membawa virus. Yang utama yang kita cari adalah sehat dulu,” ungkapnya. Ia juga meminta agar masyarakat berhenti bermukim di bantaran sungai karena tentunya akan berbahaya.
Salah satu korban banjir, Gusti Putu Putra Yasa mengatakan bahwa sebelumnya pada akhir tahun 2018 juga telah terjadi banjir yang melanda lingkungan mereka namun banjir kali ini adalah yang terparah hingga menyebabkan rumah warga rata dengan tanah. Ia menambahkan bahwa penyebab banjir karena masifnya alih fungsi hutan yang dilakukan oleh masyarakat. Alih-alih menjadi daerah resapan saat hujan, hutan dialih fungsikan menjadi lahan pertanian oleh masyarakat. Disamping itu diduga juga telah terjadi penebangan hutan oleh oknum tidak bertanggung jawab karena banyak ditemukan potongan kayu dengan bekas potongan yang rapi.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba didampingi oleh Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan telah berkoordinasi dengan Gubernur Bali dan Pemerintah Pusat mengenai penanganan bencana di Kabupaten Jembrana. Terkait relokasi pemukiman masyarakat yang bermukim di bibir sungai, Bupati Jembrana berjanji akan mencarikan solusi terbaik.
Gubernur Bali, Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali, Tjok. Oka Sukawati dijadwalkan juga akan meninjau langsung penanganan bencana di Kabupaten Jembrana. Selain membawa bantuan sembako, kehadiran pemerintah juga diharapkan dapat menghibur masyarakat korban banjir. Seperti yang disampaikan oleh Bunda Putri saat meninjau korban bencana, “Bapak-Ibu tidak sendiri tapi pemerintah juga ada,” ungkapnya.