BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, menegaskan bahwa adanya pasar murah di tengah masyarakat perkotaan merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Program pasar murah ini merupakan bagian dari inisiatif Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Bali dalam Program Berbelanja dan Berbagi, yang diadakan di kawasan Pelabuhan Tua Buleleng pada Rabu (26/7). Kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi sejumlah masyarakat dengan menyediakan kebutuhan pokok hingga produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan harga yang relatif lebih murah daripada harga pasar.
Dalam pembukaan acara tersebut, Pj Bupati Lihadnyana turut mendampingi Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster, dan mengapresiasi program Berbelanja dan Berbagi yang memberikan dukungan bagi kesejahteraan masyarakat.
Menurut Pj Bupati Lihadnyana, pasar murah ini bukanlah kompetitor dari pasar konvensional. Sebaliknya, pasar murah menjadi upaya pengendalian harga komoditas agar tidak naik terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan sembilan bahan pokok selalu dibutuhkan oleh masyarakat, bahkan jika harganya naik. Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi terkendala karena pendapatan mereka habis untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah ingin mendorong agar daya beli masyarakat meningkat.
“Paling tidak, jika masyarakat berbelanja di pasar, dan ternyata ada pasar murah seperti ini, barang yang seharusnya mereka beli di pasar akan mereka beli di sini. Berarti mekanisme hukum pasar berlaku. Maksudnya, jika barang A ada 10 pembeli, maka ada 20 barang, dan harganya menjadi naik karena stoknya sedikit. Tetapi jika barang A ada 10 pembeli, dan ada 9 barang yang dibeli, maka harganya akan stabil,” ungkap Pj Bupati Lihadnyana.
Lebih lanjut, Pj Bupati Lihadnyana berpendapat bahwa keberhasilan seorang kepala daerah dapat dilihat dari kemampuannya untuk menyejahterakan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan. Salah satu langkah untuk menurunkan kemiskinan adalah dengan meningkatkan daya beli masyarakat.
“Ketika daya beli meningkat, harga harus kita kendalikan agar tidak terlalu tinggi. Harga yang terkendali memerlukan intervensi melalui pasar murah. Artinya, bukan berarti tidak ada keuntungan, tetapi pasar murah bertujuan untuk mengendalikan harga sehingga masyarakat bisa membeli sembilan bahan pokok dengan kemampuannya,” jelasnya.
Pj Bupati Lihadnyana juga menyatakan bahwa program pasar murah seperti ini harus dilakukan secara massif dan tidak hanya menyasar perkotaan, tetapi juga dapat dilakukan di desa-desa. Hal ini bertujuan untuk mendorong ketahanan pangan, terutama bagi masyarakat yang kurang beruntung.
Dalam acara “Berbelanja dan Berbagi” TP PKK Provinsi Bali, TP PKK Kabupaten Buleleng memberikan bingkisan hasil dari belanjaan mereka kepada masyarakat dan lansia yang kurang mampu. Sebanyak 20 masyarakat kurang mampu dari kelurahan Banjar Jawa, 20 masyarakat kurang mampu dari kelurahan Banjar Tegal, 28 masyarakat kurang mampu dari kelurahan Kampung Baru, 18 orang tenaga kebersihan DLH Kabupaten Buleleng, dan 14 orang penjaga Pelabuhan Tua Buleleng menerima bingkisan sebagai bentuk dukungan dan bantuan dari program ini.
Hadiri juga dalam acara tersebut, Penjabat TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Paramita Lihadnyana, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa, Ketua Dharma Wanita Persatuan, Ny. Dewi Suyasa, serta pimpinan perangkat daerah terkait.
Program “Berbelanja dan Berbagi” TP PKK Provinsi Bali telah menunjukkan perannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan di wilayah tersebut. Dengan adanya pasar murah dan berbagai bantuan sosial, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat yang lebih besar dari program ini.[ags]