
TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Dalam rangka menjaga stabilitas harga bahan pokok dan mengantisipasi lonjakan harga yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan melaksanakan survei harga pangan di 10 pasar tradisional yang tersebar di wilayah Kabupaten Tabanan, Selasa (15/7).
Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam mewujudkan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, dan Madani, khususnya dalam hal pengendalian inflasi dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
Dari hasil pemantauan di lapangan, sejumlah komoditas pangan pokok menunjukkan harga yang relatif stabil. Namun, terdapat beberapa komoditas yang masih menunjukkan harga tinggi, khususnya pada kelompok sayuran seperti cabai.
“Cabai rawit merah tercatat sebagai komoditas dengan harga tertinggi dalam kategori sayuran, yakni Rp65.833 per kilogram. Disusul oleh bawang merah Rp36.333/kg dan bawang putih bonggol Rp34.167/kg,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan, Ni Dewa Ayu Putu Sri Widyanti.
Sementara itu, harga cabai merah keriting dan cabai merah besar masing-masing berada di angka Rp35.000/kg.
Untuk bahan pokok lainnya, harga beras premium berada di kisaran Rp16.000/kg dan beras medium Rp14.667/kg. Gula konsumsi dijual dengan harga Rp18.000/kg. Minyak goreng juga menunjukkan variasi harga, dengan minyak goreng kemasan Rp19.333/liter dan minyak goreng curah Rp20.000/liter.
Komoditas protein hewani turut mengalami variasi harga. Daging sapi murni dijual Rp120.000/kg, daging ayam ras Rp39.000/kg, dan telur ayam ras Rp26.500/kg. Untuk ikan-ikanan, harga ikan kembung Rp40.000/kg, tongkol Rp38.500/kg, dan bandeng Rp56.500/kg.
Tepung terigu pun mengalami perbedaan harga tergantung bentuk penjualannya. Terigu curah dijual seharga Rp10.500/kg, sedangkan terigu kemasan mencapai Rp12.833/kg. Adapun garam konsumsi berada di harga Rp11.833/kg.
Sri Widyanti menegaskan bahwa secara umum kondisi harga pangan di Tabanan masih tergolong stabil. “Meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami fluktuasi, seperti cabai rawit merah yang harganya cukup tinggi. Fluktuasi ini umumnya dipengaruhi oleh faktor cuaca dan distribusi,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta pemantauan harga secara berkala.
“Kami juga mendorong penguatan cadangan pangan pemerintah serta pemanfaatan pekarangan melalui program pangan lestari sebagai langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga,” imbuhnya.
Dengan adanya survei ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mengambil langkah yang tepat dan responsif dalam menjaga ketersediaan serta keterjangkauan pangan, demi mendukung kesejahteraan masyarakat Tabanan secara berkelanjutan.[*]