Bangli,Mediapelangi.com– Prosesi pemelaspasan dan pasupati Belida dilakukan di Puri Rum, Puri Agung Bangli dihadiri seluruh pesemetonan keluarga besar Puri Agung Bangli, pada hari Tilem, Selasa (23/08/2017) petang hingga malam. Pemelaspas dan Pasupati Belida tersebut, dipuput seoarang sulinggih dan dihadiri para pengelingsir puri Agung Bangli. Ritual pemelaspas dan pasupati salah satu senjata pusaka peninggalan kerajaan Bangli berupa Belida. Yakni, senjata pusaka yang berbentuk semacam alat tenun berbahan kayu yang konon dipergunakan Raja Bangli pada masa lalu untuk mengusir para musuh sehingga Bangli masih berdiri hingga saat ini.Salah satu upaya untuk tetap menjaga dan melestarikan warisan leluhur, Puri Agung Bangli, Kabupaten Bangli menggelar.
Kelian Adat Puri Agung Bangli, Anak Agung Alit Ardanatha didampingi pengelingsir Puri Bangli A. A.Gede Bagus Ardana dan A. A. Oka Artawan,saat ditemui disela-sela upacara menyampaikan pemelaspasan dan pasupati senjata pusaka berupa Belida ini, bertujuan untuk penyucian dan menjaga kesakralan senjata pusaka tersebut.
Lebih lanjut diceritakan, senjata pusaka yang dipasupati kali terbilang unik. Yakni, berupa Belida atau semacam alat tenun yang dipergunakan pada masa lalu yang terbuat dari kayu dengan panjang sekitar satu meter lebih. Sesuai cerita rakyat yang diwarisi secara turun temurun, konon Belida tersebut diperoleh Ratu Bangli yang bergelar Dewa Ayu Den Bencingah, setelah mendapat wahyu saat beryoga di Pura Kehen Bangli untuk mengusir musuh sekitar tahun 1.700-an silam. “Saat itu, kerajaan Bangli sempat diserang dan diduduki oleh musuh dari kerajaan lain. Namun berkat wahyu yang diterima Raja Bangli setelah bersemedi di Pura Kehen, dalam hitungan sehari hanya dengan menggunakan senjata Belida tersebut, Raja bersama pasukan berhasil mengusir dan menguasai kembali kerajaan Bangli hingga sekarang,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, sesuai wahyu yang diterima Raja Bangli saat itu, disebutkan tidak akan kalah selama bukit Bangli tidak runtuh dan menimpa Pura Kehen. Oleh karena itu, senjata pusaka tersebut sangat disucikan dan disakralkan hingga sekarang oleh krama Adat Puri Agung Bangli dan disungsung dengan gelar Ida Betara Pasupati. Sebab, diyakini keberadaan Pusaka tersebut akan bisa membawa kebaikan dan sebagai tonggak untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Bangli pada umumnya. “Selain untuk pelestarian budaya, upacara pemelaspas dan pasupati Belida sebagai warisan dari Raja Bangli ini, kami laksanakan agar ke depan bisa membawa kebaikan dan keselamatan untuk kita semua. Terutama dalam menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Bangli secara menyeluruh,” tegasnya.
Tindak lanjut dari itu, setelah upacara pemelaspasan dan pasupati ini, Ida Betara Pasupati nyejer selama sehari di Puri Rum. Selanjutnya keesokan harinya, Rabu (23/08/2017), melalui tradisi mapeed, Ida Batara Pasupati akan diiring dan turut nyejer serangkaian Piodalan di Pura Kehen Bangli selama tiga hari mendatang. “Rencananya Ida Batara Pasupati akan dipendak kembali setelah penyineban di Pura Kehen, untuk selanjutnya disineb kembali di Puri Rum, Puri Agung Bangli” pungkasnya(*).