DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Pengurus Daerah Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Bali bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Bali menggelar Radio Academy dengan materi “Riset dan Radio Programing”.
Kegiatan berlangsung, 22-24 November 2019 dan diikuti orang 75 peserta, yakni para programing yang datang dari 70 stasiun radio siaran se Provinsi Bali.
“Ini merupakan penyelenggaraan kegiatan Radio Academy ke 2, di mana sebelumnya tahun lalu digelar kegiatan sama dan telah berjalan dengan baik,” kata Ketua Pengurus Daerah PRSSNI Bali, Nyoman Agus Satuhedi saat pembukaan, Jumat (22/11/2019) di Denpasar.
Dikatakan, lembaga penyiaran radio siaran sedang menghadapi tantangan global baik dari sisi pesatnya IT maupun semakin ketatnya persaingan antar media.
“Banyak sekali alternatif media yang bermunculan akibat teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan informasi dan hiburan. Karenanya penyelenggaraan penyiaran dan program radio siaran yang berkualitas pun semakin dibutuhkan, khususnya dari sektor pelaku siaran di lini terdepan, yakni para programing,” ucapnya.
Ditambahkan, radio siaran yang sangat mengandalkan potensi audio dengan karakteristik intrusif-personal-nya, harus mampu dioptimalkan sedemikian rupa, agar pesan-pesan yang disampaikannya benar-benar berdampak positif pada para pendengarnya.
“Kompetensi programing akan menjadi kunci utama dalam upaya mewujudkan tujuan konten siaran yang berkualitas untuk mencerdaskan, memberi dampak luas dan seiring sejalan terhadap kebijakan dan program Bapak Gubernur Propisi Bali yaitu “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” dan adanya penghormatan dan perlindungan pada budaya dan kearifan lokal serta tumbuhnya persaingan usaha penyiaran yang sehat dan dinamis,” sebutnya.
Di tempat yang sama Ketua KPID Bali, Made Sunarsa, SE., mengatakan, sesuai dengan amanat Undang-undang penyiaran nomor 32 tahun 2002, asas, tujuan, hingga arah kebijakan penyiaran ditujukan untuk mencerdaskan masyarakat, membentuk karakter dan budaya yang menjunjung niali nilai luhur bangsa Indonesia. Pencerdasan dimaksud adalah pencerdasan di segala bidang.
“Tujuan penyiaran akan dapat diwujudkan melalui penguatan kelembagaan lembaga penyiaran, termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia dan infrastruktur termasuk industry nya. Penguatan dapat dilaksanakan dengan mengkombinasikan kegiatan penguatan, pembinaan, pengawasan dan pemberian sanksi jika terdapat pelanggaran,” jelasnya.
Sesuai dengan tugas dan kewajiban Komisi Penyiaran Indonesia, maka salah satu kegiatan penguatan lembaga penyiaran adalah melaksankan academy radio yang saat ini sudah kedua kalinya.
“Academy kali ini akan lebih tajam membangun kekuatan program, sehingga diharapkan akan bias melahirkan program program yang sesiuai dengan trend kekinian namun tetap menjaga hasanah sebagai media public,” terangnya.
Ketua Umum PRSSNI Pusat, Erick Thohir dalam sambutan yang diwakili Ketua Bidang Hubungan Pemerintahan dan Regulator PP. PRSSNI K Candi P Sinaga menyatakan, pihaknya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PD PRSSNI Bali dan KPID Bali serta seluruh jajaran terkait di Pemprov Bali yang telah memberikan dukungan atas suksesnya pelaksanaan Radio Academy Bali untuk yang kedua kalinya.
“Kegiatan ini sangat positif dan cukup bermanfaat bagi pengembangan SDM Radio, untuk membangun industri radio lebih maju,” ucapnya.
Dijelaskan, Pengurus Pusat PRSSNI yang menaungi 580 Radio Siaran di Indonesia, menyadari bahwa tidak mungkin dapat membangun industri radio sendiri. Karena ada banyak sektor terkait di industri Radio; infrastruktur, regulasi, bisnis, dan SDM yang menjalankan.
“Untuk itu, kita perlu kolaborasi untuk membangun iklim yang kondusif, ekosistem industri radio yang lebih seksi dan menggairahkan, secara bersama-sama,” lanjutnya.
Menurutnya, Radio Academy adalah salah satu wujud kongkret kolaborasi cantik dalam membangun ekosistem penyiaran bagi dan untuk masyarakat Bali. Karena dikegiatan ini terkait berbagai pihak seperti PRSSNI dan KPID sebagai penyelenggara, Pemprov Bali mendukung sepenuhnya kegiatan ini dan SDM Radio sebagai peserta.
Ketua Tim Penggerak PKK Prov Bali, Nyonya Putri Suastini Koster yang turut hadir saat pembukaan dalam sambutan mengatakan, seperti diketahui bersama bahwa industri radio siaran tumbuh dengan sangat pesat dan saat ini total jumlah radio siaran di Indonesia tercatat sekitar 2.000 station lebih.
“Padahal 10 tahun yang lalu jumlahnya hanya dikisaran 800 station. Jumlah ini akan terus bertambah karena berdasarkan laporan yang saya terima bahwa permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran terus mengalir ke loket pemerintah,” ucapnya.
Ia memprediksi pada masa yang akan datang jumlah radio siaran akan semakin meningkat berlipat ganda, dengan loket adanya kebijakan pemerintah yang membuka perizinan radio secara digital.
Pertumbuhan jumlah radio siaran yang luar biasa ini apabila tidak diimbangi dengan suplai SDM yang memadai, baik secara kualitas dan kuantitas maka akan berdampak kurang baik terhadap perkembangannya.
“Walaupun pada saat ini sudah ada beberapa perguruan tinggi mulai membuka jurusan broadcasting, namun jumlah lulusan mereka belum mencukupi kebutuhan industri baik dalam hal jumlah maupun kualifikasi. Pada sisi yang lain, apa yang diajarkan oleh perguruan tinggi nampaknya belum mengacu kepada kebutuhan industri,” kata Putri Suastini Koster. (mp/aw).