BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Sebanyak 3 rumah di Kelurahan Banjar Bali, Kabupaten Buleleng, Bali ludes terbakar, Senin (2/12/2019) sekira pukul 01.30 dinihari.
Kebakaran diduga akibat dari korsleting listrik, hingga menyebabkan tiga penghuninya mengalami kerugian ditaksir lebih dari Rp 500 juta.
Putu Sueca (49) mengatakan, api melahap rumah kontrakan pertama kali diketahui oleh anak ketiganya, bernama Tika Wahyuni (23). Saat itu, Tika tengah tertidur pulas dan tiba-tiba merasakan hawa panas.
Ia pun bergegas bangun dan melakukan pengecekan, hingga akhirnya melihat api sudah berkobar di atas plafon ruang dapurnya. Atas temuannya itu, Tika pun bergegas membangunkan kedua orangtuanya, dan bersama-sama lari menyelamatkan diri. Kerugian materi akibat musibah kebakaran ditaksir Rp 270 juta.
“Saat itu saya lihat api hanya ada dibagian atap, belum sampai masuk ke dalam. Petugas damkar sebenarnya datangnya cepat. Namun mereka belum bisa melakukan penyemprotan, karena aliran listrik belum dimatikan oleh pihak PLN. Jadi mereka menunggu petugas PLN dulu, sampai akhirnya api kian membesar. Saya tidak bisa menyelamatkan harta benda,” ujar Sueca.
Mengingat lokasi kebakaran berada di pemukiman padat penduduk, api juga merembet ke dua rumah tetangganya, yakni milik Nyoman Eka Prasetya (39) dan Mustafa (45). Dimana, untuk rumah milik Komang Prasetya tampak terbakar pada bagian atap teras rumahnya, hingga ditafsir menimbulkan kerugian mencapai Rp 185 juta. Sementara rumah Mustafa terbakar pada bagian atap dapur, dan ditafsir mengalami kerugian sebesar Rp 60 juta.
Api baru berhasil dipadamkan sekitar setengah jam kemudian, dengan mengerahkan tiga unit mobil damkar.
Sueca pun mengakui, sekitar setahun yang lalu, ia sempat kesetrum saat tengah tengah mengambil bunga jepun di pohonnya. Kemudian, tanpa sengaja tangannya menyentuh seng atap rumahnya, dan merasakan adanya aliran listrik. Sueca pun begegas menghubungi petugas PLN untuk melakukan perbaikan.
“Sudah pernah diperbaiki. Mungkin ada kabelnya lagi yang rusak, sampai terjadi kebakaran seperti ini,” katanya.
Paska musibah, Sueca terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya untuk sementara waktu, sembari mencari rumah kontrakan yang baru.
“Saya sudah empat tahun ngontrak di rumah ini. Sementara mengungsi dulu di rumah tetangga. Saya juga masih berkoordinasi dengan pemilik rumah, untuk biaya ganti ruginya,” pungkasnya.(mp/ar)