fbpx

Dinas PU Kabupaten Brebes Belajar Tata Guna Air di Subak Jaka Kukuh

Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto saat meninjau persawahan dan lokasi pembuatan saluran irigasi P3-TGAI. (IST)

TABANAN, MEDIAPELANGI.com –  Rombongan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah berkunjung ke Subak Jaka, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Kamis (31/10/2019).

Kunjungan ini serangkaian study orientasi tata guna air di Kabupaten Tabanan. Rombongan yang dipimpin Kadis PU Brebes, Agus Asari diterima Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto dan Pekaseh Subak Jaka Jro Mangku Wayan Yusa. Rombongan juga meninjau persawahan dan lokasi pembuatan saluran irigasi P3-TGAI.

Perbekel Made Sugianto menjelaskan, di Desa Kukuh ada empat subak yakni Subak Jaka, Subak Saih, Subak Dukuh, dan Subak Delod Kukuh. Luas lahan pertanian di Desa Kukuh 200 hektare lebih, sementara luas desa 350,12 hektare.

Pada tahun 2018, Subak Jaka mendapat bantuan perbaikan saluran irigasi dari Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Presiden Joko Widodo bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau langsung pengerjaan saluran irigasi dengan sistem padat karya tunai (PKT) pada Februari 2018. Pun di tahun 2019, Desa Kukuh kembali mendapatkan perbaikan saluran irigasi melalui P3-TGAI. Lokasinya juga di Subak Jaka. “Saluran irigasi yang bagus membuat produksi pertanian meningkat,” ungkap Made Sugianto.

Ditambahkan, khusus di Subak Jaka saat ini ada dua pola tanam padi yakni secara konvensional dan ramah lingkungan.

Pertanian ramah lingkungan yakni para petani berkomitmen tanpa menggunakan pupuk kimia. Para petani menggunakan pupuk padat buatan sendiri dan pupuk cair dengan memanfaatkan urine sapi.

Gabah pertanian ramah lingkungan dibeli oleh Perpadi dengan harga Rp 6.000 per kilogram. Sedangkan gabah pertanian konvensional seharga Rp 3.800 per kilogram kering panen. Pekaseh Subak Jaka, Jro Mangku Wayan Yusa menambahkan, petani Subak Jaka menerapkan pola tanam padi-padi-padi.

“Kami tak tanam palawija karena kepemilikan lahan tidak terlalu luas. Palawija saat panen harganya tak bersahabat. Makanya kami monoton tanam padi karena kebutuhan air juga mencukupi,” ujar Jro Mangku Yusa.

Dalam mengelola air, di saat musim kering seperti saat ini, subak mengatur sistem giliran air. Sehingga semua petak sawah petani teraliri air. “Di saat musim kering seperti sekarang ini kami masih bisa tanam padi. Kami mengandalkan air permukaan,” ungkap Jro Mangku Yusa.

Anggota Subak Jaka juga intens diajak bergotong royong membersihkan saluran irigasi agar air lancar mengalir ke sawah petani. Sementara Kepala Dinas PU Kabupaten Brebes, Agus Asari menyampaikan terima kasih atas sambutan dan kesempatan studi orientasi di Subak Jaka.

Dikatakan, antara Brebes dan Bali ada kesamaan namun hanya beda nama. Jika di Bali dikenal subak, di Brebes kelompok tani disebut P3-TGAI. Proses kerjanya juga sama, hanya sistem adat jadi pembeda. (mp/mas)   

 

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.