TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya optimis budidaya tanaman porang bisa berkembang di Kabupaten Tabanan. Pasalnya tanaman jenis umbi-umbian ini memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan, bahkan lebih menguntungkan.
“Porang sebagai salah satu komoditas pertanian Tabanan yang perlu dikembangkan,”kata Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, saat melakukan panen perdana porang kelompok Tani Porang Sari, Banjar Nyuhgading, Desa Mundeh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Jumat (20/8/2021).
Menurut dia porang termasuk dalam jenis umbi-umbian, karena tanaman porang yang baru-baru ini mendapat perhatian khusus dari Pemerintah dan Menteri Pertanian, memiliki manfaat utama sebagai bahan baku pembuatan tepung konjak yang terkenal sebagai bahan utama olahan shirataki.
Selain itu, kadar karbohidrat dalam porang yang lebih sedikit dan pembudidayaannya yang mudah, membuat tanaman ini menjadi komoditas baru yang relatif menjanjikan,”ungkapnya.
“Porang ini suatu tumbuhan yang menjanjikan. Mudah-mudahan di Desa Mundeh, tanaman ini bisa maju dan berkembang bagus, sehingga bisa menjadi komoditi baru untuk masyarakat kita” Kata Bupati Sanjaya.
Ia meminta untuk tanaman porang ini, lebih difokuskan pada penelitian, termasuk keunggulannya, proses produksi, target pasar serta menentukkan harga jual yang pasti.
Bupati Sanjaya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur atau pekarangan rumah yang tidak produktif untuk ditanam porang. Selain itu tanaman ini tidak menggantikan tanaman lain, namun hidup berdampingan dengan tanaman lain.
Keunggulan Porang menurut Kadis Pertanian Nyoman Budana, ia mengakui kurang lebih 438 Hektar dari total 939 Hektar lahan yang terhampar di Tabanan ditanami porang.
Meskipun demikian semuanya harus melalui proses pengolahan lebih dahulu namun porang memiliki peluang pasar yang cukup menjanjikan sebagai pengganti pangan lokal.
“Kedepannya ia berharap akan dibangun pabrik pengolahan porang, sebab fasilitas pengolahan merupakan harapan besar masyarakat, sehingga kepastian produksi bisa terjamin,”katanya.
Sementara di Desa Mundeh seluas 24 Hektar lahan telah disediakan dan dilaksanakan proses penggarapan porang.
“Melihat dari nilai ekonomis, menjadi motivasi utama kami dalam bertani porang. karena dalam masa penanamannya tidak terpengaruh keterbatasan wilayah. Jarak tanam hanya sekitar 30-40cm, namun hasil yang maksimal bisa kita rasakan” jelas Wayan Gede Budiana Ketua Kelompok Porang Sari.
Ia mengakui kendala utama dalam pembudidayaan ini ada pada proses pengolahan tanah, karena sama sekali tidak melibatkan penggunaan teknologi, meskipun total sudah 1 juta lebih bibit tertanam di lahan seluas 24 Hektar tersebut.
Di samping itu, ia berharap Pemkab Tabanan kedepannya bisa memfasilitasi daerah dengan teknologi pabrik pengolahan porang, sehingga hasil produksi porang nantinya bisa mencapai kestabilan harga, tidak hanya sampai di tengkulak tapi juga bisa mendunia.
Anggota tani Porang Sari juga lebih banyak didominasi oleh anak muda atau kaum milenial, karena dinilai memiliki motivasi yang tinggi terhadap perkembangan tani porang ke depan, yang diharapkan memiliki nilai jual tinggi sebagai produk nasional dan internasional. [*]