TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Sejumlah produk UMKM Kelompok Wanita Tani (KWT) Kecamatan Penebel, Tabanan mejeng di Jatiluwih Cultural Week (JCW) yang diselenggarakan oleh DTW Jatiluwih berkolaborasi dengan Poltekpar Bali yang berlangsung 15-16 Oktober 2022.
Produk-produk tersebut antara lain keripik gedebong pisang, keripik pare, cip singkong, keladi bakwan, minuman kunyit, entil Tabanan hingga makanan olah jenis lainnya.
Sayangnya banyak produk pangan lokal yang di produksi masih terkendala dengan segi pemasaran, mengingat dengan adanya persaingan dengan produk-produk makanan modern saat ini,”ungkap Pembina Gabungan Kelompok Wanita Tani (Gapokwatan) Lumbung Rasa, Desa Pitra, Penebel Ni Ketut Indiani Masmini, Sabtu (15/10/2022).
Menurut dia produk – produk yang disajikan oleh UMKM khususnya UMKM di Tabanan sudah sangat berkembang semakin inovatif dan berkualitas.
Meski sudah bertahun-tahun menggeluti produk olahan pangan lokal khas Tabanan pihaknya bersama 22 KWT Tabanan masih terkendala dengan pemasaran produk saat ini. Khusus menembus pasar-pasar modern.
“Awalnya pemasaran ke pasar tradisional dan warung-warung di pedesaan Tujuannya agar bisa menembus pasar modern, karena pangan lokal sudah setara dengan produk makanan pabrikan dan belum banyak produk olahan makanan lokal yang bisa menembus pasar modern saat ini,” terang wanita yang saat ini masih berdinas di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan.
Meskipun banyak produk makanan olahan lokal yang telah mengantongi izin sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan. Padahal secara syarat pangan telah memenuhi ketentuan keamanan makanan.
“Kalau di KWT kami sudah ada 10 makanan olahan berbentuk camilan kering miliki izin PIRT. Salah satu diantaranya keripik kedebong pisang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Indiani menjelaskan jika produk olahan pangan lokal sejatinya bila mampu berkembang dan menembus pasar modern memberikan peluang kerja luas kepada para-para ibu rumah tangga. “Dari 20 KWT yang ada mampu memberikan pekerjaan kepada 660 ibu rumah tangga,”ucapnya.
“Karena Tabanan banyak memiliki produk yang bisa dipasarkan, Tabanan banyak mempunyai keunikan tersendiri,” imbuhnya.
Selain itu dari bahan baku sendiri sangat melimpah di masyarakat Tabanan untuk olahan makanan lokal. Misalnya keripik kedebong pisang, biasanya kedebong pisang pakai pakan babi, dan sapi kini diolah jadi keripik. Dan masih banyak lagi bahan baku bisa di olah menjadi makanan ringan.
Dari berbagai olahan makanan lokal ini secara harga masih bisa terjangkau. Harga kisaran dari Rp 5-10 ribu.
“Mudah – mudahan ke depan tembus pasar modern, tidak hanya skala local dan mudah – mudahan juga produk di Tabanan bisa difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan dan Provinsi Bali agar bisa Go Nasional dan Internasional,” ujarnya.
“Mudah – mudahan acara ini bisa dinikmati oleh masyarakat luas yang berkunjung tidak hanya dari Tabanan tapi juga dari luar Bali bahkan wisatawan mancanegara,”ungkapnya.
“Dengan menampilkan produk berbagai potensi yang ada miliki Khususnya dibidang UMKM tentunya produk – produk kebanggaan Kabupaten Tabanan juga bisa dinilai baik bagi para pengunjung Jatiluwih Cultural Week,” paparnya.[mp]