DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – 1 Mei 2018 merupakan hari buruh internasional. Hari yang biasa dikenal dengan istilah May Day ini ‘dirayakan’ oleh buruh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Jutaan buruh di penjuru Nusantara turun ke jalan, tak terkecuali di Pulau Bali. Berbagai elemen buruh di Bali turun ke jalan, termasuk di dalamnya komponen jurnalis. Umumnya, mereka menuntut kesejahteraan dan upah yang layak.
Hari buruh yang jatuh pada hari ini mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan, salah satu datang dari calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster. Kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu berkomitmen meningkatkan keaejahteraan masyarakat Bali, termasuk elemen buruh, baik yang bekerja di sektor formal, informal maupun industri jasa pariwisata.
Koster berkomitmen meningkatkan pendapatan kaum buruh dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Salah satunya dengan mendorong agar upah layak berdasarkan UMP agar bisa diterapkan. Di sisi lain, Koster juga berkomitmen menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Bali yang andal melalui jenjang pendidikan formal yang disiapkannya jika terpilih kelak menjadi Gubernur Bali melalui Pilkada serentak 27 Juni 2018.
Salah satunya adalah dengan penyiapan program pendidikan tinggi secara gratis. Disiplin ilmu yang diajarkan adalah disiplin ilmu terapan. “Kita berkomitmen meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Salah satunya melalui pendidikan dan peningkatan skill mereka agar SDM Bali berdaya saing,” kata Koster, Selasa 1 Mei 2018.
Pendidikan tingkat tinggi yang diprakarsai Koster telah dijalankan di Jembrana dan Gianyar. Di sana, ia berjasa atas terbangunnya Universitas Negeri Akademi Komunitas untuk melatih skill masyarakat Bali. Teranyar, Koster akan membangun pendidikan tinggi serupa di Tulamben, Karangasem di atas lahan Pemprov Bali seluas 10 hektar. “Program pendidikannya Diploma I dan II. Jurusannya ada pariwisata seperti spa dan lainnya, ekonomi kreatif, animasi, dan jurusan lainnya yang diperlukan dan sesuai dengan masyarakat Bali,” ujarnya.
Dengan skill yang mumpuni, Koster yakin peningkatan pendapatan buruh akan naik. Sebab, skill yang baik akan meningkatkan taraf kerja mereka di suatu perusahaan. Koster juga ingin meringankan beban pengeluaran buruh atau pekerja yang selama ini membebani melalui kesehatan gratis, wajib belajar 12 tahun gratis yang ditanggung pemerintah, serta program rumah layak huni. Untuk adat, agama, tradisi, seni dan budaya, Koster akan meringankan beban mereka dengan bantuan bagi kegiatan keagamaan seperti metatah dan ngaben massal gratis.
Pada sektor informal, Koster juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan para buruh yang ditemuinya pada beberapa kunjungan kampanye. Saat mengunjungi pengrajin pandan di Desa Tumbu, Kecamatan karangasem, Koster amat terenyuh mengetahui jika pendapatan para pengrajin hanya tak lebih dari Rp5 ribu per lembar anyaman yang mereka hasilkan. Sementara komunitasnya hanya mendapat keuntungan dari penjualan tak lebih dari Rp25 ribu. Sementara oleh pengepul barang kerajinan mereka dijual seharga Rp 500-700 ribu. “Kecil sekali pendapatannya, tidak layak ini. Harus ditingkatkan pendapatan pengrajin ini,” tegas Koster.
Koster berkomitmen meningkatkan pendapatan mereka. Ia langsung meminta kepada kader PDI Perjuangan untuk membuatkan lembaga yang mewadahi pengrajin seperti koperasi. Nantinya, koperasi yang dianggotai mereka sendiri yang akan memasarkan produknya di destinasi wisata. Dengan begitu, segala keuntungan senilai Rp500-700 ribu merupakan bagian mereka sendiri.
“Nanti modalnya dibantu oleh Pemprov Bali. Begitu juga pemasarannya, akan dibuatkan program khusus pemasaran. Jadi nanti koperasi yang mengurus mulai hulu hingga hilir. Segala keperluan peralatan teknologinya dibantu oleh Pemprov Bali nantinya,” ujar dia. Ya, begitulah Koster. Ia selalu menyelesaikan persoalan yang dihadapi warga langsung di tempat. Dari sana terlihat jelas komitmen dan keberpihakan Koster yang memang ingin membawa kesejahteraan bagi masyarakat Bali. Selamat hari buruh. Mari berjuang merebut hak dan kesejahteraan kita.(mp)