DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny Putri Susastini Koster selama ini memang dikenal sangat konsen dengan penyakit HIV/AIDS serta penanggulangannya. Selain memberikan pemahaman kepada masyarakat, wanita pendamping orang nomor satu di Bali itu tidak henti-hentinya mengajak semua pihak untuk terjun ke masyarakat memberikan sosialisasi terkait penyakit tersebut.
“Sudah saatnya kita semua terjun langsung untuk mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan dan cara pengobatan penyakit tersebut. Jangan ada lagi diskusi panjang di hotel atau tempat lain tentang penanggulangan penyakit ini, itu hanya buang-buang waktu,” kata Ny putri Koster saat tampil sebagai narasumber pada seminar Forum Peduli AIDS Bali, di ruang pertemuan PKBI Bali, Denpasar, Senin (23/12/2019).
Di hadapan peserta seminar yang mengusung tema ‘Peran Ibu Dalam Membangun Keluarga Sehat’ itu, Ny Putri Koster kembali menegaskan bahwa semua pihak harus turun langsung ke masyarakat, menyentuh mereka agar target bisa tercapai.
Pada seminar yang juga turut dihadiri pihak dinas terkait, LSM, organisasi, jurnalis serta mahasiswa peduli AIDS, Ny Putri Koster mengungkapkan, organisasi yang dipimpinnya yakni PKK, meskipun tidak mempunyai keahlian di bidang kesehatan, namun punya program pokok yang bisa menyentuh langsung bidang kesehatan. “Kami punya program pokok PKK yang salah satunya di bidang kesehatan. Kami bisa menggandeng dinas terkait untuk mensosialisasikan program itu,” ucapnya.
Ia menyebutkan, selama ini PKK sering roadshow, terjun ke masyarakat mensosialisasikan program kerja. “Kemarin kita sudah mensosialisasikan ke-57 kecamatan selama tiga bulan, jadi jika pihak terkait bisa ikut serta sambil mensosialisasikan tentang penyakit AIDS, ya ayo saja,” katanya, mengajak.
Bagaimanpun juga, lanjut wanita yang juga dikenal sebagi seniman multitalenta itu, penanggulangan HIV/ AIDS harus dimulai dari tingkat keluarga dahulu, karena keluargalah yang akan mencetak para penerus bangsa yang berkualitas. “Untuk itu, mari kita sudahi diskusi berkepanjangan, dan ayo kita semua turun langsung menyasar keluarga. Seperti kasus pedofilia yang sempat marak, tidak ada gunanya kita diskusikan di sebuah hotel bintang lima, harusnya kita langsung turun sosialisasikan ke masyarakat di daerah rawan seperti Karangasem atau Buleleng, misalnya,” ucap Ny Putri Koster, menandaskan.
Selain itu, ia menekankan bahwa semua kalangan harus kembali lagi ke pola pikir. Ny Putri Koster mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mulai mengubah mindset yang menganggap para ODHA (Orang Dengan HIV/ADIS) adalah monster. “Mereka bukan monster. Mereka manusia biasa yang punya virus HIV dan harus minum obat seumur hidupnya. Tidak ada bedanya seperti penyakit diabetes atau hipertensi yang tidak bisa lepas dari obat seumur hidup,” bebernya.
Apalagi, lanjut dia, penularan HIV/AIDS tidak semudah penularan penyakit lainnya, jadi tidak ada yang perlu ditakuti oleh masyarakat.
Selanjutnya, Ny Putri Koster berharap adanya kemajuan dalam dunia pengobatan untuk menanggulangi penyakit tersebut. “Saya berharap semakin tahun ilmu kedokteran semakin maju, sehingga penyakit ini ada obatnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli AIDS Bali Prof Dr dr Ketut Tuti Parwati menjelaskan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperingati Hari AIDS se-Dunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember, serta peringatan Hari Ibu 22 Desember. “Kegiatan tersebut kami rangkaikan, sehingga mengambil tema Membangun Keluarga Sehat menuju ‘Nangun Sat Kerthi LOka Bali’,” jelasnya.
Ia memaparkan, kasus HIV/AIDS dewasa ini semakin memprihatinkan sejak pertama kali ditemukan di Bali pada tahun 1987. “Para ODHA tidak hanya kaum termarginalkan seperti para PSK, pecandu obat terlarang ataupun kaum kelainan seksual, namun sudah masuk ke keluarga menyerang para ibu rumah tangga bahkan para bayi. Untuk itu pencegahan harus segera diintensifkan,” ucapnya.
Prof Tuti berharap, dengan mengundang Ketua TP PKK dalam acara ini, maka gaung dari pencegahan HIV AIDS akan semakin kuat. “Apalagi selama ini kiprah PKK Provinsi Bali sudah tidak diragukan lagi dalam mensosialisasikan kegiatan-kegiatan seperti kesehatan,” katanya. Untuk itu ia minta bantuan PKK untuk mengubah stigma masyarakat tentang penyakit ini.
“Sudah tidak ada jamannya lagi masyarakat percaya penyakit ini akan menular melalui sentuhan. Itu tidak benar sama sekali. Apalagi akhir-akhir ini ada penemuan obat terbaru, yang bisa mencegah bayi tertular virus HIV dari ibu yang mengidap penyakit itu. Jadi berita bagus seperti ini juga harus disosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya, mengharapkan.(mp/rls)