“Perkembangan dari penelusuran yang sempat kontak dekat dengan pasien Covid-19 WNA meninggal ini, maka didapat sebanyak 199 orang (pada tanggal 20 Maret), dan jumlah ini bertambah 18 orang (pada tanggal 21 Maret) sehingga total jumlah kontak yang pernah dekat dengan pasien positif Covid-19 (WNA) menjadi 217 orang, dan saat ini Tim Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan berkelanjutan kepada orang orang hasil penelusuran tersebut. Bekerjasama dengan pihak Tim Dinas Kesehatan dari Kabupaten juga sudah melakukan komunikasi, edukasi dan isolasi sekaligus karantina dirumah masing masing dan mengikuti protokol isolasi diri,” paparnya.
Disamping itu, kata dia, Tim Satgas Covid-19 Provinsi Bali juga sudah bersurat kepada Kodam IX-Udayana, Polda Bali dan KOREM 163 Wirasatya serta kabupaten/kota se-Bali untuk mengaktivasi seluruh desa untuk aktif terlibat memberikan edukasi dan koordinasi kepada masyarakatnya untuk turut melindungi diri dan melakukan upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19 di daerahnya masing-masing yang dimulai dari lingkungan rumahnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, jelas dia, Satgas Covid-19 juga sudah bersurat kepada Majelis Desa Adat (MDA) dan Bendesa Adat se-Bali untuk melakukan disinfeksi massal serentak pada hari pengerepukan Nyepi (24 Maret mendatang) tepat pada sore hari, sekaligus mengimbau untuk turut mengaktivasi posko penanganan virus corona di desanya masing-masing.
“Tim Satgas Covid-19 juga menyiapkan tempat karantika bagi warga migran (tenaga kerja luar Bali yang kembali ke daerahnya) terutama yg berasal dari negara yang terjangkit, dan Bali berupaya menyiapkan tempat karantina di UPT Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat Provinsi Bali, dan juga diberlakukan jalur khusus domestik di Bandara Ngurah Rai bagi PMI dan pelaut-pelaut yang pulang dari luar negeri,” ungkapnya.
Sekda Dewa Indra juga menghimbau agar semua pihak tidak menyebarkan berita yang tidak jelas asal usulnya yang datang dari sumber tidak resmi, agar tidak membuat panik banyak orang dan mengganggu ketenangan masyarakat luas.
“Semua pihak diharapkan berkontribusi untuk mengikuti arahan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Pusat, Pemerintah kabupaten dan kota untuk belajar, bekerja dan melakukan aktivitas dari rumah saja, serta mengurangi aktivitas diluar rumah, hal ini sebagai salah satu upaya untuk memotong penyebaran virus Covid-19,” imbaunya.
“Dengan sikap tenang dan melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sekaligus dengan menjaga kebugaran tubuh kita, niscaya kita semua akan mampu melewati serangan virus corona ini,” ujar Dewa Indra.
Ia menambahkan rapid test bukan saja menjadi kepentingan masyarakat namun juga menjadi kepentingan Pemerintah Provinsi Bali untuk Satgas dalam penanganan virus corona. Tim sedang bekerja terus mencari alat pendukungnya yang berfungsi untuk melakukan rapid test, dan hingga saat ini belum ada di Indonesia.
“Kita sudah bekerjasama dan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat baik BNPB dan Kementerian Kesehatan RI, dan sedang berupaya menghubungi dan mencari penyaluran alat melalui distributor yang menyalurkan alat kesehatan ataupun farmasi dan agen untuk mendapatkan alat tersebut, termasuk pengadaan APD,” pungkasnya (mp/rls)