DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Berbagai upaya terus dilakukan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali yang bersinergi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, mulai dari pendampingan agar perajin tidak putus asa dan kehilangan semangat serta pembinaan dalam menciptakan motivasi baru sekaligus ikut berlomba mengambil alih peluang yang ada, terutama penyediaan masker saat pandemi yang memang sedang dibutuhkan semua orang.
Hal ini disampaikan Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster saat didaulat sebagai narasumber dalam dialog yang mengangkat tema “Memberdayakan Perajin di Masa Pandemi Covid-19”, di Denpasar, Kamis (4/6/2020).
Tugas Dekranasda kepada pelaku UMKM saat pandemi ini dipadukan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, terus mengawal perajin Bali mulai dari sebelum produk dikerjakan, setelah produk jadi hingga pada pemasaran yang disalurkan kemana saja. Dengan memastikan pengantaran produk, hasil produk kesenian dan hasil perajin seniman akan dipamerkan melalui fashion show dengan melibatkan para pemilik karya dan modelnya, dengan maksud memperkenalkan produk kesenian dan inovasi terbarunya yang nantinya akan disampaikan kepada konsumen.
Agar lebih leluasa memperkenalkan produk lokal, maka Dewan Kerajinan Nasional Daerah Bali yang tahun lalu sempat masuk ke dalam lima (5) besar Pembina Teladan Dekranas Award 2019 memilih aktif melaksanakan pameran produk kerajinan di daerah Bali dan mengundang buyer untuk datang langsung dan mengenal serta melihat langsung produksi lokal dari perajin yang ada.
Dikatakan Dekranasda Provinsi Bali memiliki banyak jenis produksi mulai dari aksesoris, lukisan, hingga kerajinan home made, dengan konsep mengalir dari kita untuk kita, maka pada waktu ke depan Bali diharapkan menggunakan produksi daerahnya sendiri. Selain itu di saat pandemi ini diharapkan menjadi momentum lebih mengenal warisan budaya leluhur.
Ketua Dekranasda Bali memiliki keinginan gebrakan untuk kembali mengamankan dan melestarikan produk lokal, khususnya dengan mengutamakan bahan yang bagus sehingga memiliki kualitas tinggi sehingga mampu mengangkat harga di tengah persaingan global ini. Keringanan ini menjadi hal utama yang akan dilakukan oleh Ny. Putri Suastini Koster selaku Ketua Dekranasda Bali. “Jika berbicara kualitas maka perajin ditekankan untuk mengingat penggunaan bahan dan sasaran pemasaran ke depan, sehingga kualitas mampu menentukan harga jual,” ungkap Ny. Putri Koster.
Tidak jauh berbeda, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta menambahkan di tengah pandemi Covid-19 yang mematikan hampir seluruh sektor perekonomian, pihaknya bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Darah Bali berupaya memanage bangkitnya perajin bukan hanya dari satu sektor saja, tetapi dari empat lini baik itu pariwisata, koperasi, pertanian dan juga IKM.
Sehingga pembangunan industri di Bali ini terus melaju dan berkembang yang tidak lupa harus disesuaikan dengan pelestarian budaya dengan menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu kebutuhan pasar juga harus menjadi hal penting untuk diketahui sebelum memproduksi barang kerajinan dengan maksud dapat disesuaikan dengan produksi perajin.
Hal ini ditujukan agar pendampingan yang maksimal dapat berjalan beriringan, karena saat ini di Bali hanya memiliki industri kecil (home industri) sehingga untuk selanjutnya keikutsertaan dinas dalam memfasilitasi pemasaran di lapangan sangat penting.
Peran Disperindag salah satunya memfasilitasi pemenuhan bahan baku produksi selain pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui pembinaan dan pendampingan, dengan tujuan dapat menghasilkan produksi yang menembus ekspor luar negeri dengan ijin dan hak paten. Dari segi permodalan juga dibantu untuk membuat pembukuan yang baik dengan membuat pengelolaan keuangan yang transparan dan kredibel.
Untuk saat ini anggaran Dekranasda digunakan pemenuhan kebutuhan pokok bagi warga yang kurang mampu termasuk pemenuhan masker dengan cara memberdayakan perajin yang ada di Bali, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan (jenis kain, ketebalan masker dan kelayakan guna bagi warga).
Ketua Dekranasda ingin menampilkan agar masyarakat Bali mengutamakan penggunaan produk lokal, dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan konsumen lokal asal produksi daerah. “Contohnya penggunaan kain songket oleh warga di wilayah tertentu, dengan bahan benang hasil pemintalan lokal mengutamakan kualitas dan warna yang cerah sehingga warga dan daerah tersebut memiliki identitas tersendiri dan lain dari daerah yang lainnya”, imbuh Ny. Putri Koster.
Untuk saat ini sedang digalakkan pengerjaan masker, hand sanitizer dan alat pelindung diri (APD) dengan maksud ke depan pemenuhan kebutuhan di Bali dapat dilakukan dengan maksimal. Di akhir acara Ny. Putri Suastini Koster menambahkan bagi yang berada di ranah entrepreneur maka setiap orang harus berdikari dan berinovasi, dalam kondisi apapun jika kita punya kemauan maka akan mampu menjadi seseorang yang kreatif dengan menciptakan karya baru yang berguna bagi orang banyak. Contohnya masker yang di modifikasi dengan berbagai model dan warna, sehingga menjadi fashionable dan menunjang harganya, mengingat ke depan masker akan menjadi kebutuhan wajib pakai saat di luar rumah.
“Kita bangkitkan optimisme sehingga mampu berkarya dan berdiri sendiri karena melalui kemauan yang keras baik saat pandemi ataupun pasca pandemi akan dapat mewujudkan skema yang Pemerintah sedang rancang, namun masyarakat diharapkan tetap aman dan produktif,” tutupnya. (*mp/rls)