DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Data Perkembangan Covid-19 di Bali sampai Minggu, 25 April 2021 tercatat jumlah kasus total sejak mulai muncul bulan Maret 2020 mencapai 43.981 orang. Rata-rata munculnya kasus per hari sebanyak 159 orang.
Tingkat kesembuhan mencapai 41.306 orang (93,92%), di atas rata-rata nasional (91,16%). Tingkat kematian mencapai 1.301 orang (2,96%), di atas rata-rata nasional (2,72%). Jumlah kasus aktif yang dirawat di Rumah Sakit dan tempat karantina mencapai 1.374 orang (3,12%), di atas rata-rata nasional (6,12%). Kabupaten/Kota dengan kasus tertinggi yakni Kota Denpasar (13.924 orang), Kabupaten Badung (8.330 orang), Kabupaten Gianyar (4.996 orang), dan Kabupaten Tabanan (4.478 orang).
Untuk itu Gubernur Bali Wayan Koster, Senin (26/4/2021) mengingatkan seluruh masyarakat Bali, bahwa virus Covid-19 masih ada. “Kita masih berada dalam suasana pandemi Covid-19. Oleh karena itu, jangan pernah lengah, jangan pernah bosan, jangan melawan, dan sama sekali tidak boleh sombong (jumawa),” ujarng.
Untuk itu Gubernur Koster mengajak warga terus menjaga diri, menjaga keluarga, menjaga lingkungan masyarakat masing-masing agar terhindar dari penularan Covid-19. Masyarakat juga dihimbau agar dalam melaksanakan aktivitas di luar rumah benar-benar tertib dan disiplin mengikuti Protokol Kesehatan yang telah diatur dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2021, yatu: menerapkan pola hidup sehat dan bebas Covid-19 dengan 6 M: Memakai masker standar dengan benar, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Mengurangi bepergian, Meningkatkan imun, dan Mentaati aturan.
Hal ini perlu ditegaskan mengingat belakangan ini adanya kegiatan masyarakat yang semakin meningkat seperti upacara adat, kegiatan seni, kegiatan sosial, aktivitas perekonomian, dan jenis kegiatan lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan yang mengakibatkan penularan Covid-19. Gubernur sangat memahami keinginan yang menjadi kebutuhan masyarakat tersebut, sama sekali tidak bermaksud melarang.
Dikatakan penegasan ini perlu dipahami mengingat beberapa negara yang masyarakatnya kurang tertib dalam menerapkan protokol kesehatan, mengakibatkan terjadinya kasus baru Covid-19 dengan tingkat penularan yang sangat cepat, munculnya jenis Covid-19 yang baru gelombang II. Bahkan sudah muncul gelombang III seperti kejadian yang sudah kita lihat bersama di India, Eropa, dan Jepang.
“Dengan demikian Kita semua berharap pandemi Covid-19 di Bali dapat ditangani dengan baik sehingga munculnya kasus baru Covid-19 dapat dikendalikan, tingkat kesembuhan dapat ditingkatkan, dan dapat mengurangi angka kematian,” harapnya.
Pencapaian yang baik ini hanya akan terwujud dengan kerja keras Pemerintah Daerah serta adanya kesadaran, partisipasi, dan dukungan kolektif seluruh komponen masyarakat. “Gilik-saguluk, parasparos, salunglung-sabayantaka, sarpana ya; Saling Asah, Asih, Asuh” Artinya: bersatu-padu, saling menghargai pendapat orang lain, dan saling mengingatkan, saling menyayangi, saling tolong-menolong.
Bila Covid-19 dapat ditangani semakin baik, maka Bali akan lebih cepat menjadi Zona hijau, aman dan nyaman, akan menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat luar, sehingga pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali dapat dilakukan lebih cepat.
Pemerintah Provinsi Bali bersama Kabupaten/Kota se-Bali terus berupaya meningkatkan kualitas penanganan Covid-19, melalui: pencegahan dengan terus menerapkan Protokol Kesehatan, melakukan 3T (Tracing, Testing, dan Treatment), operasi yustisi, pelayanan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Rujukan, dan karantina bagi orang terkena Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan. Dalam rangka pencegahan Covid-19 sedang dilakukan program vaksinasi. Target jumlah penduduk Bali yang akan divaksin sekitar 3 juta orang, sekitar 70% dari jumlah penduduk Bali yang berjumlah 4,3 juta orang. Vaksin yang dibutuhkan sebanyak 6 juta dosis untuk 2 kali suntikan.
Gubernur sudah menyampaikan target tersebut kepada Menteri Kesehatan RI dan sudah disepakati yang akan dilaksanakan secara bertahap, mulai bulan Maret sampai bulan Juni 2021 sesuai arahan Bapak Presiden RI pada saat meninjau vaksinasi massal tanggal 16 Maret 2021.
Target vaksinasi ini sudah cukup untuk membentuk herd immunity. Jumlah vaksin yang sudah diterima sampai tanggal 22 April 2021 adalah sebanyak 1.141.110 dosis atau sekitar 19% dari target sebanyak 6 juta dosis. Jumlah vaksin yang telah dialokasikan ke Bali, merupakan persentase tertinggi di Indonesia. Jumlah vaksin tersebut sudah dibagi untuk 9 Kabupaten/Kota se-Bali.
Kelompok masyarakat yang sudah divaksin yaitu: tenaga kerja kesehatan, pegawai pemerintah, TNI, POLRI, kelompok lansia, pekerja pariwisata, tenaga pendidik, pedagang pasar, wartawan, atlet, tokoh agama, tokoh adat, seniman, pegawai Bank, pegawai pasar swalayan, dan kelompok masyarakat lain.
Jumlah penduduk yang sudah divaksin Tahap I sebanyak 696.356 orang (23,2%) dan vaksin Tahap II sebanyak 216.429 orang (7,2%). Pemerintah Provinsi Bali bersama Menteri Kesehatan juga telah membentuk 3 kawasan sebagai zona hijau yaitu Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar, Kawasan Nusa Dua dan sekitarnya Kabupaten Badung, dan Kawasan Sanur Kota Denpasar.
Gubernur bersama Bupati/Walikota yang dibantu oleh TNI dan POLRI serta berbagai komponen masyarakat terus melakukan upaya percepatan vaksinasi dengan berbagai inovasi, seperti: vaksinasi massal berbasis Banjar, vaksinasi berbasis komunitas bagi pekerja pariwisata, tenaga pendidik, pasar swalayan, pedagang pasar, dan drive thru.
Sampai saat ini, pelaksanaan vaksinasi di Bali berjalan dengan sangat lancar, ditandai dengan tingginya antusiasme masyarakat mengikuti vaksin, adanya gotong-royong tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan, TNI dan POLRI, organisasi profesi, manajemen hotel, manajemen pasar swalayan, Kepala Desa, Bandesa Adat, dan kelompok masyarakat lainnya. Gubernur memberi apresiasi dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak.
Gubernur terus melakukan upaya melalui Menteri Kesehatan RI untuk memastikan pencapaian target vaksinasi pada bulan Juni 2021. Perlu disampaikan bahwa tingkat efektivitas vaksinasi sebesar 65% dalam pembentukan antibodi bagi masyarakat yang sudah divaksin. Artinya, walaupun sudah divaksin tidak sepenuhnya dapat menjamin seseorang bebas dari penularan Covid-19. Namun berdasarkan pengalaman bagi masyarakat yang sudah divaksin dua kali, resikonya akan lebih kecil dan lebih cepat sembuh bila terkena Covid-19. (rls)