JAKARTA, MEDIAPELANGI.com – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar tidak terlena dengan pujian bahwa penanganan pandemi sudah on the track. Ia meminta agar pemerintah menganalisis secara mendalam apakah statistic penanganan pandemi sudah membaik.
“Harus dianalisis dulu semua core indikator penanganan pandemi, benarkah statistiknya sudah membaik? Bahaya jika pemerintah sampai terlena dengan pujian yang tidak berdasarkan data valid. Ini bisa mengaburkan kondisi sebenarnya,” kata Netty dalam rilis yang diterima Parlementaria, Selasa (31/8/2021).
Meskipun kasus harian Covid-19 sudah menunjukkan penurunan, namun, kata Netty, Indonesia masih berada di masa krisis pandemi. “Dari sektor kesehatan kasus kita masih tinggi, positivity rate masih di atas standar WHO. Kita juga pernah jadi juara kematian akibat Covid-19 di dunia. Distribusi vaksin belum merata dan target harian vaksinasi sering meleset,” jelasnya.
Selain itu, menurut Netty, pencairan insentif nakes dan pembayaran klaim rumah sakit juga masih bermasalah. Tak hanya itu, sejumlah daerah diketahui masih berada di zona merah atau PPKM level 4. Ia meminta pemerintah turun langsung melakukan pengecekan ke lapangan.
“Rakyat banyak yang gelisah, susah dan tidak tahu harus berbuat apa. Jumlah pengangguran dan PHK meningkat, angka kemiskinan bertambah, usaha rakyat banyak yang tutup atau kembang kempis, sementara bansos dengan jumlah kecil untuk rakyat pun dikorupsi,” jelas Netty.
Oleh karena itu, menurut Netty, sudah saatnya pemerintah fokus penanganan Covid-19. Pemerintah harus memastikan semua sektor berkolaborasi mengendalikan pandemi dengan standar yang sama. Jangan sampai di satu sisi dilakukan pengetatan, sementara di sisi lain masih ada program sosialisasi kementerian dan lembaga yang mensyaratkan kehadiran sejumlah peserta.
Terakhir, Netty juga meminta agar pemerintah tidak menutup telinga atas kritik dari rakyat atau dari siapapun. “Tujuan kritik itu untuk memperbaiki kinerja pemerintah guna menyelamatkan rakyat. Jadi jangan dianggap angin lalu atau bahkan disebut sebagai upaya memperkeruh keadaan. Kita semua cinta Indonesia dan ingin bangsa ini berhasil melewati krisis,” tandasnya. (rnm/es)