BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Pasangan Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur ( Paslon Cagub-Cawagub) Bali Nomor Urut 2, Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) menawarkan program subsidi biaya masuk perguruan tinggi (PT).
Demikain terungkap saat Paslon Koster_Giri memaparkan gagasan dan ide membangun Bali ke depan dalam Uji Publik Calon Pemimpin Pulau Dewata di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Rabu (6/11/2024).
Cagub Wayan Koster dalam pemaparannya selama 10 menit yang dipandu moderator Prof Dr I Wayan Lasmawan MPd (Rektor Undiksha) menyampaikan sejumlah program prioritas yang akan dilakukan jika memenangkan Pilgub Bali 27 November mendatang.
Cagub Wayan Wayan Koster didampingi Cawagub Giri Prasta juga menjawab pertanyaan dari delapan orang panelis yang disiapkan panitia. Para panelis ini, yakni Prof Nyoman Jampel, Prof Wayan Artanayasa, Prof Gede Rasben Dantes, Prof Adi Yuniarta, Prof I Nengah Suastika, Prof I Made Sutama, dan Prof I Ketut Sudiana.
Cagub Wayan Koster di hadapan sekitar 1.300 mahasiswa yang hadir di Gedung Auditorium Undiksha Singaraja menjelaskan bahwa subsidi itu akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui dana hibah kepada seluruh perguruan tinggi yang terdapat di Pulau Dewata.
“SDM (Sumber Daya Manusia, red) berdaya saing unggul sangat penting buat Bali, karena itu strategi penting kita adalah harus menaikan angka partisipasi yang masuk ke perguruan tinggi,” ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menargetkan tingkat partisipasi lulusan SMA/SMK di Bali yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi mencapai 40 persen.
“Melanjutkan perguruan tinggi dengan target 40 persen, kami akan bekerjasama dengan perguruan tinggi dengan mensubsidi biaya pendidikan masuk ke perguruan tinggi seperti di Undiksa. Katakanlah 1.000 mahasiswa, itu akan disubsidi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui hibah pada perguruan tinggi yang ada di seluruh Bali,” jelasnya.
Lebih lanjut, pria kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini menerangkan bahwa program ini sebagai salah satu strategi menaikkan angka partisipasi pendidikan masyarakat Bali. Menurut Wayan Koster angka partisipasi pendidikan masyarakat Bali tingkat SMA/SMK mencapai 98 persen. Namun untuk partisipasi pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi (PT) saat ini hanya 34 persen.
“Partisipasi pendidikan di perguruan tinggi masih cukup rendah, ini yang didorong nanti anak-anak lulusan SMA/SMK bisa melanjutkan kuliah,” ujarnya.
Selain itu, Wayan Koster yang juga gubernur Bali periode 2018-2023 ini juga telah merancang program biaya sekolah gratis untuk SMA/SMK bagi siswa miskin di Bali. Wayan Koster menyebutkan jumlah siswa SMA/SMK di Bali sebanyak 180 ribu orang dengan sepuluh persen atau 18.000 orang di antaranya adalah siswa dari keluarga miskin.
Selain itu, beasiswa siswa miskin dan subsidi masuk perguruan tinggi, anak-anak dengan nama ‘Nyoman’ dan ‘Ketut’ akan diberikan insentif. Sebab pertumbuhan penduduk di Bali saat ini hanya 0,67 persen. Otomatis kondisi ini disebut Koster memicu populasi penduduk asli Bali cenderung menurun. Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini menyebut kalau tidak diantisipasi, nama Bali akan punah.
“Nyoman dan Ketut itu hampir punah. Ketut tinggal 6 persen, Nyoman 18 persen dari penduduk Bali. Kalau tidak waspada nama-nama ini akan hilang. Bahaya, siapa nanti yang diajak menyama braya,” tegasnya. (*)