TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Ibu Putri Koster, menegaskan bahwa cara mengatasi persoalan sampah dengan mengumpulkan, mengangkut, dan membuangnya ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau sistem open dumping merupakan langkah yang salah dan tidak berkelanjutan.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi PSBS PADAS di Kecamatan Selemadeg dan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Jumat (10/10). Menurutnya, sistem buang sampah seperti itu justru akan memunculkan persoalan baru yang lebih serius di kemudian hari.
“Ini tidak akan menyelesaikan permasalahan sampah kita, malah menimbulkan permasalahan baru yang mengerikan,” tegasnya di hadapan masyarakat yang hadir.
Putri Koster menjelaskan bahwa penumpukan sampah tanpa pengelolaan yang benar berpotensi menimbulkan bahaya besar bagi lingkungan, kesehatan masyarakat, hingga keselamatan umum akibat pencemaran air, tanah, dan udara.
“Sebelum terlambat, kita harus membangkitkan kesadaran bersama untuk bertanggung jawab mengelola sampah dari sumbernya. Ini bukan sekadar program pemerintah, tetapi gerakan bersama menjaga kebersihan dan kelestarian Bali. Kalau tidak, akan muncul gunung-gunung sampah baru seperti di Suwung,” ujarnya.
Duta PSBS PADAS Provinsi Bali itu mendorong masyarakat untuk memulai pengelolaan sampah dari rumah tangga dan desa adat. Setiap keluarga diimbau memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik kering dapat diolah menggunakan sistem teba modern, sedangkan sisa makanan diolah dengan tong komposter. Adapun sampah anorganik sebaiknya dibawa ke TPS3R atau TPST.
Sementara itu, Koordinator Percepatan Pengelolaan Sampah, Prof. Luh Riniti Rahayu, memberikan demonstrasi cara pengolahan sampah organik sederhana di rumah. Ia juga menekankan pentingnya menghindari pembakaran sampah yang bisa menimbulkan racun dioksin berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Hal senada disampaikan Prof. Ni Luh Kartini, yang menyoroti dampak negatif kebiasaan masyarakat membakar sampah. Menurutnya, perubahan perilaku menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Kegiatan sosialisasi mendapat sambutan positif dari masyarakat. Camat Selemadeg Timur, I Wayan Sudarya, mengatakan warganya sudah mulai menerapkan pengelolaan sampah mandiri dengan memanfaatkan teba modern di pekarangan rumah dan fasilitas umum.
Selain itu, masyarakat juga mulai mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan dan beralih menggunakan tumbler.
Sementara Camat Selemadeg, I Wayan Budhiarsana, menyebutkan bahwa di wilayahnya terdapat tiga TPS3R yang sudah beroperasi dan satu lagi dalam tahap persiapan.
Ia mengungkapkan, terdapat 102 teba modern di Kecamatan Selemadeg yang perlu dioptimalkan. “Karena di desa agak sulit membuat teba modern, kita bisa maksimalkan teba organik,” ujarnya.
Budhiarsana juga mengimbau 36 desa adat di wilayahnya untuk aktif berkolaborasi bersama tim PSBS PADAS agar pengelolaan sampah bisa dilakukan lebih cepat, efektif, dan berkelanjutan.[*]
Dapatkan Update Terbaru!
Ikuti kami agar tidak ketinggalan info terbaru. GRATIS!!!