Tabanan (Mediapelangi.com)-Tradisi mesuryak pada Hari Raya Kuningan kembali dilakukan oleh warga Desa Bongan Gede, Kec. Tabanan Kab. Tabanan Bali pada Sabtu (11/11/2017).
Oleh warga setempat tradisi mesuryak (yaitu semacam teriakan untuk memberikan dukungan-red) terus dijalankan turun temurun sebagai bentuk pengormatan kepada para leluhur.
Prosesi mesuryak dimulai sekitar pukul 09.00 Wita sampai pukul 11.00. Diawali dengan persembahyangan mulai dari rumah masing-masing warga, kemudian dilanjutkan persembahyangan di Pura Dalem Khayangan Tiga. Usai sembahyang di Pura Khayanga Tiga, persembahyangan dilangsungkan di merajan (Pura Keluarga Besar). Tujuanya untuk memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, begitu juga kepada para leluhur yang diyakini berada di rumah sejak hari raya Galungan hingga Kuningan. Mesuryak kemudian dilanjutkan dengan membawa segala perlengkapan upacara seperti banten dan sesajen, termasuk banten yang disibolisasikan sebagai Raja Duwata ( leluhur ) ke depan pintu gerbang rumah masing-masing. Selanjutnya para pemangku atau yang dituakan melantunkan doa-doa yang ditutup dengan mesuryak. Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam mapun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian disambut warga . Laki perempuan anak-anak berebut saling dorong mendapatkan uang. Dari pantauan setiap hari raya kuningan, sekitar puluhan juta rupiah uang dipersembahkan oleh warga banjar bongan gede untuk tradisi mesuryak. Bahkan ada yang sengaja beberapa hari sebelum hari raya kuningan, menukarkan uang kertas yang masih baru ke Bank untuk dipesembahkan saat tradisi mesuryak di hari raya kuningan.
Bendesa Adat Banjar Bongan Gede, I Nyoman Parwata, mengatakan tradisi mesuryak merupakan tradisi turun temurun yang ada di banjar-nya. “Mesuryak bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga. Karena sebelumnya yakni pada hari Raya Galungan para leluhur berada di rumah. Setelah sepuluh hari tepatnya di hari raya kuningan kami antarkan leluhur kembali ke sorga. Kami antar dengan suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang,” tandasnya. Besarnya uang yang digunakan dalam mesuryak bervariasi tergantung kemampuan ekonomi warga. Tradisi ini ada secara turun-temurun itu tetap dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. (*/mp).