Klungkung, mediapelangi.com-Komitmen Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti untuk terus ngayah secara sekala niskala terus dilakukannya. Kendati aktivitasnya sebagai kepala daerah terhitung padat.
Minggu (5/11), Bupati Eka menyempatkan diri untuk ngayah di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek di Banjar Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.
Kebetulan di pura tersebut akan berlangsung piodalan yang puncaknya pada Senin hari ini (6/11) hari ini dan nyejer selama sebelas hari. Dalam kegiatan itu, Bupati Eka sempat berbaur bersama krama menarikan Rejang Renteng saat nyanggra atau menyambut Ida Betara usai prosesi melis di pantai Goa Lawah serta nyunggi.
Kegiatan yang dilakoni Bupati Eka tersebut diiringi oleh para penari maupun penabuh dari Banjar Tegeh, Desa Angseri, Baturiti-Tabanan. Hadir juga dalam kesempatan itu Ketua Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Pusat Prof Dr dr I Wayan Wita, Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Tabanan, serta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah atau OPD di lingkungan Pemkab Tabanan.
Selain itu, hadir juga Ketua Umum Perguruan Siwa Murti Bali Dr Jero Mangku Made Subagia beserta para sisya. Kebetulan, serangkaian kegiatan piodalan tersebut, perguruan tempat Bupati Eka bertindak selaku Dewan Penasehat ini juga menggelar kegiatan pengobatan gratis sekala niskala.
Seperti biasa, kegiatan pengobatan gratis tersebut diikuti peserta yang mencapai ratusan orang. Setidaknya ada 200 orang lebih yang memanfaatkan kegiatan sosial itu. Mereka terdiri dari para pemedek maupun masyarakat umum.
Dan, selain pengobatan gratis, Bupati Eka juga sempat menyerahkan asuransi kematian dan kecelakaan masing-masing Rp 30 juta kepada para sulinggih se-Bali. Penyerahan tersebut dilakukan secara simbolis terhadap sepuluh orang sulinggih serta penyerahan punia.
Usai melakukan persembahyangan bersama yang menjadi puncak kegiatan tersebut, Bupati Eka mengatakan bahwa apa yang dilakukannya tersebut sebagai wujud komitmennya selaku umat.
“Ini salah satu wujud Investasi Hati yang selama ini saya sampaikan. Ini salah satu cara saya bersama Yayasan Perguruan Siwa Murti Bali bersama krama lainnya untuk ngayah serta berbagi kasih kepada sesama,” ujar Bupati Eka.
Terkait dengan aktivitas menari Rejang, Bupati Eka mengaku bahwa kegiatan itu sebetulnya bukanlah hal yang baru dilakukannya. Dalam beberapa kesempatan di sejumlah tempat, dia juga sempat ngayah dalam bentuk tersebut bersama para ibu-ibu, baik di Tabanan maupun di luar Tabanan.
“Dan, itu saya lakukan sebagai bentuk ekspresi dan kecintaan saya terhadap tari-tarian tradisional sebagai salah satu bentuk budaya. Khususnya budaya Bali. Khusus untuk kegiatan ini, saya bersama para penari sempat latihan selama dua hari,” tandasnya. (hms-mp)