Tabanan (Mediapelangi.com)-Anggota DPD RI Perwakilan Bali, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi kobarkan semangat Pancasila di Pura Luhur Gonjeng, Banjar Lodalang, Desa Kukuh, Marga, Tabanan, Wraspati Wage Sungsang, Kamis (26/10). Bagi Oka Ratmadi, semangat Pancasila itu tercermin dari gotong royong krama menyukseskan karya Ngeratep Ratu Gede Alit. Selain kobarkan semangat Pancasila, panglingsir Puri Satria itu mendoakan karya ngeratep Ratu Gede Alit labda karya.
Anak Agung Oka Ratmadi datang penuhi uleman (undangan) krama Banjar Lodalang bersama Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan anggota DPRD Tabanan Putu Eka Putra Nurcahyadi. Di hadapan ratusan krama, Oka Ratmadi juga meminta krama menjaga warisan leluhur, apalagi Pura Luhur Gonjeng merupakan situs purbakala. Semangat menjaga warisan dilandasi jiwa gotong royong akan memperkuat budaya dan keutuhan banjar pakraman. Jika di banjar sudah kuat dilandasi semangat Pancasila maka keutuhan NKRI terwujud.
Senada dengan Anak Agung Oka Ratmadi, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti juga meminta koordinasi masyarakat dengan pimpinannya tetap terjaga dan ditingkatkan. Bupati pencetak sejarah sebagai bupati perempuan pertama di Bali ini menuai kekaguman dari ibu-ivu PKK di Banjar Lodalang. Begitu usai sembahyang, anggota PKK Banjar Lodalang dan anggota Sekaa Teruna Bhuana Dharma Putra minta izin ke Bupati Tabanan untuk berswa foto. Permintaan itu pun dipenuhi, krama bahagia karena merasa dekat dengan pimpinannya. Pada hari yang sama juga tangkil anggota DPRD Bali Ketut Nugrahita Pendit. Sebelumnya, pada Buda Pon Sungsang hadir Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, dan PHDI Bali yang diwakilkan oleh Putu Wirata Dwikora.
Sebelumnya, Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto menyampaikan kepada anggota DPD RI, Bupati Tabanan, dan anggota DPRD Tabanan bahwa Ratu Gede Alit diempon krama Banjar Lodalang. Di Pura Luhur Gonjeng terdapat dua pura yakni Pura Luhur Gonjeng yang pujawali pada Anggara Kasih Tambir dan Palinggih Ratu Gede Alit yang piodalannya pada Sukra Kliwon Sungsang. Pujawali di palinggih Ratu Gede Alit sembahyang tanpa kwangen dan dupa. Juga berpantang pasang penjor dan ceniga dari janur. Sementara di Pura Luhur Gonjeng yang merupakan situs purbakala tidak ada pantangan sembahyang (*/mp).